Perkembangan TB di Kota Dumai dalam kondisi Pandemi Covid-19

Dumai – Pertemuan Koordinasi TBC-LKNU SSR RIAU dengan Dinas Kesehatan Kota Dumai dan Puskesmas yang dihadiri oleh Ahmad Bilal dari Region VI Riau & Kepri, Kabid P2P Nurbaiti, SKM, M. Si, Wasor TB Dinkes Kota Dumai Suhartatik, SKM, Data Officer TB Wan Fitri Kurnia Noor, SKM, serta penanggung jawab program TB dari 10 Puskesmas yang ada di kota Dumai dan Penyelenggara SSR Riau Rian Arief PIC Dumai & Desry Nurrahmadini selaku Petugas Lapangan yang dilaksanakan di Kantor Kadin Dumai (15/07/20).

Acara ini dibuat untuk koordinasi dengan Dinas Kesehatan dan Puskesmas yang ada di kota Dumai, perkembangan hasil capaian program TB selama ini cenderung menurun karena disebabkan oleh pandemi covid-19, yang dimana kondisi Kader TBC-LKNU tidak adanya melakukan investigasi kontak selama ada pembatasan kegiatan oleh Pemko.

Kondisi ini juga dirasakan ditiap-tiap pelayanan TB di puskesmas selama masa pandemi, tetap berjalan akan tetapi ada penyesuaian, salah satunya dalam pengambilan obat biasanya untuk 2 minggu, langsung di jatah untuk 1 bulan.

“Kegiatan penemuan kasus di lapangan sempat tersendat karena adanya pembatasan oleh pemerintah akibat pandemi covid-19,  karena juga sekarang status Dumai sudah di nyatakan kuning, kami berharap agar proses penemuan kasus TB di masyarakat terutamanya untuk kegiatan di lapangan di perbolehkan oleh pihak Dinas Kesehatan. Dalam pertemuan tadi pihak dinkes sudah mengizinkan untuk melakukan kegiatan di lapangan, dengan catatan protokol kesehatan harus tetap dipatuhi dan diikuti. Tantangan yang dihadapi terutama bagi kader TB adalah masyarakat masih belum banyak yang tahu akan bahaya TBC, sehinnga pada saat melakukan investigasi kontak, banyak masyarakat yang menolak untuk di skrining, jikapun ada jawaban yang mereka berikan tak sepenuhnya jujur. Maka untuk kedepannya kami akan mencoba untuk memulai kembali berkoordinasi dengan pemerintah kota Dumai hingga ke tingkat RT untuk melakukan sosialisasi mengenai bahayanya TB,” ucap Rian Arief selaku PIC Dumai.

Sedangkan untuk hal ini beberapa puskesmas di kota dumai sudah mengintervensi maksudnya adalah sudah ada kader yang terlatih di masing-masing puskesmas, namun tidak semuanya yang aktif. Hanya ada beberapa wilayah kerja puskesmas saja yg aktif, jadi akan ada penambahan kader di puskesmas-puskesmas lainnya.

“Kami juga akan bekerja sama dengan pihak puskesmas dalam hal penambahan kader, pembekalan wawasan mengenai TB, pendampingan di saat pelaksanan investigasi kontak, pemeriksaan terduga, sampai kepada pengawasan pasien yang positif TB hingga sembuh” ujar lelaki yang sering disapa Arief.

TBC ini sendiri juga butuh kesadaran dari tiap-tiap orang yang terkena nya, karena dengan kesadarannya mungkin mengantisipasi atau menyembuhkan dengan lebih cepat tanggap dari pada di biarkan dampaknya akan semakin memburuk. (Ari)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *